Logo Baru Persikabo


Selasa, 23 Agustus 2011

Tunggu Hasil Verifikasi

Pakaun Raya - Harapan masyarakat Kabupaten Bogor menyaksikan tim kesayangannya Persikabo tampil dikasta kompetisi tertinggi di tanah air mendekati kenyataan. Sebab, selain telah memenuhi berkas sesuai dengan aspek yang ditetapkan AFC dan sekarang tinggal menunggu hasil pengumuman saja, klub berjuluk Laskar Pajajaran sudah menyiapkan uang sebagai deposit keikutsertaan di liga Indonesia Level 1 sebesar 5 miliar.
"Dari 15 item kriteria yang diminta sebagai persyaratan menjadi klub professional yang berhak tampil di liga kompetisi musim ini, sudah dipenuhi semua. Termasuk juga kita sudah menyiapkan deposit partisipasi 5 miliar seperti yang diminta PSSI,"ujar Didi Kurnia, Sekretaris Umum (Sekum) Persikabo kepada Pakar.

Dia menjelaskan, syarat harus membayar deposit 5 miliar agar bisa Menjadi klub sepakbola profesional yang akan tampil di kompetisi level 1 sudah tidak tidak dipusingkan jajaran pengurus Persikabo.
Sebab, sudah mendapat garansi dari pihak Bank Jabar Banten. Termasuk juga syarat sebuah klub yang mendaftar harus berbadan hukum, Persikabo mendaftarkan diri dengan nama PT Karandenan Jaya.
"Artinya sekarang tinggal menunggu hasil pengumuman verifikasi yang akan di umumkan oleh PSSI tanggal 25 Agustus lusa. Yang jelas, saya optimis lolos karena seluruh persyaratan yang diminta PSSI sudah terpenuhi semua,"tandas Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bogor tersebut.
Senada, Zaenal Syafrudin, wakil Ketua Persikabo mengungkapkan, dari lima syarat assessment yang ditetapka AFC untuk menjadi sebuah klub profesioanal, aspek infratruktur masih masih menjadi ganjalan. Pasalnya, kondisi stadion Persikabo Cibinong, belum cukup lengkap memenuhi kelayakan.
Namun demikian, Camat Babakan Madang ini mengaku cukup optimis Persikabo akan lolos verifikasi. Untuk legalitas, Persikabo sudah berbentuk perseroan terbatas dan telah didaftarkan ke Kemenkum HAM.
"Mengenai masalah stadion, saat ini tengah di renovasi, mulai dari rumput stadion yang sebe;umnya kondisinya rusak, termasuk memenuhi persyaratan lainnya yakni tersedianya ruang kesehatan, ganti pemain dan pemasangan AC,"pungkasnya.

Abdelali Lamar Persikabo

Pakaun Raya - Gagal merekrut pelatih asing asal Jerman, Peter Jorg Steinnebrunner ternyata tidak membuat Persikabo Bogor salah satu kandidat kontestan Liga Profesional PSSI masih disegani beberapa pelatih asing yang ingin menjadi arsitek tim kebanggaan masyarakat Kabupaten Bogor. Bahkan, kemarin petang, Abdelali Gsaib salah satu pelatih asing yang punya sertifikat dari The Football Association / FA ( PSSI nya Inggris secara resmi mengajukan lamaran untuk menjadi pelatih tim berjuluk Laskar Padjajaran ini. Kalau mel,ihat dari Curiculum Vitae dan sertifikat kepelatihan yang dimiliki lelaki kelahiran Maroko yang berpaspor Inggris ini memang patut diacungi jempoll. Karena Abdelali pernah lulus dalam Coaching and Education Scheme dan berhak mendapatkan FA Coaching Certifikate Course pada tahun 2000.

Selain itu, pemain kelahiran Rabat 26 Pebruari 1967 tersebut pernah menjadi asistensi dibeberapa klub peserta Liga Inggris seperti Fulham, Chelsea, Arsenal, Watford, QPR, Fulham dll dan lulus menjadi Football Leaders mendapatkan sertifikat FIFA pada tahun 2004 . Abdelali mengaku, sangat tertarik dengan atmosfir sepakbola di Indonesia. Bahkan, di Indonesia juga banyak pemain asal Maroko yang sukses menjadi pemain.
“Saya seorang professional, ketika memang ada tawaran atau peluang untuk menjadi pelatih di salah satu klub Profesional yang ada di Indonesia, maka saya siap memberikan kemampuan terbaik saya. Bahkan, saya siap menjabarkan semua pengalaman saya ketika terlibat dalam tim asistensi dibeberapa klub yang ada di Liga Primer Inggris," ujar Abdelali Gsaib kepada Pakar tadi malam via ponselnya.
Sementara itu, Public Relations PT Ligina Sportindo, Asep Syahmid Pangrango membenarkan kalau Abdelali memang ingin membesut Persikabo. “Sementara ini, ia akan bergabung dengan kami, kalau memang ada klub peserta Liga Profesional di Indonesia, saya yakin ia akan memberikan yang terbaik. Ia sangat profesional," tegas Syahmid kepada Pakar dengan tegas.
Dalam kesempatan yang sama, Syahmid juga akan menawarkan kepada manajemen Persikabo tentang Abdelali Gsaib ini. " Mudah mudahan kalau ia memang berjodoh dengan Persikabo, kita berharap ia bisa memberikan prestasi yang maksimal kepada tim kebanggaan masyarakat Kabupaten Bogor ini. Selain itu, ia memang menyukai potensi para pemain muda yang berjiwa peterung. Insya Allah hari ini, saya akan membawa lamaran resmi Abdelali Gsaib kepada manajemen Persikabo. Kalaupun memang tidak ada kecocokan, kami dari PT Ligina Sportindo siap menawarkan pelatih asing yang lain," jabarnya.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Operasional PT Karadenan Jaya, Rhendie Arindra mengatakan, ia memang sudah dapat email dari PR PT Ligina Sportindo tentang pelatih kelahiran Maroko tersebut. Namun, kata Rhendie, ia akan memperlajari dulu CV nya dia. " Syarat penting bagi kami, minimal pelatih asing bisa memberikan dampak positif kepada Persikabo. Selain itu, pelatih asing juga harus bisa belajar bahasa Indonesia. Sampai saat ini, kita memang belum menentukan siapa yang akan menjadi pelatih bagi Persikabo Bogor. Masih banyak kemungkinan dan banyak peluang yang bisa masuk menjadi pelatih Persikabo," papar Rhendie.

RY Pantau Kinerja Direksi PT Karadenan Jaya

Pakuan Raya - Kendati namanya tidak tercantum dalam jajaran direksi dan manajemen Persikabo Bogor, namun mantan Ketua Umum Persikabo dan Pengcab PSSI Kabupaten Bogor, Drs. H. Rachmat Yasin, MM tetap akan memantau kualitas kerja jajaran direksi dan manajemen PT Karadenan Jaya yang mengelola Persikabo Bogor.
“RY tetap harus memantau kinerja direksi PT Karadenan Jaya selaku pengelola Persikabo. Karena walaubagaimanapun citra Persikabo masih ada dalam pundak RY. Apalagi RY sendiri sudah menekankan kalau Persikabo harus tampil dalam level satu atau level A. Hal ini menunjukan betapa tingginya darah sepakbola dan kecintaan RY kepada Persikabo," ujar Edison Hutahean pengamat sepakbola asal Cibinon g yang juga dikenal sebagai anggota Parlemen Kabupaten Bogor dari Fraksi PDIP Kabupaten Bogor.

Selanjutnya, kata Edison juga, kemungkinan RY juga akan memberikan masukan masukan kriteria pelatih dan para pemain yang akan masuk dalam skuad Persikabo musim depan. Bahkan, RY juga sudah menekankan kepada direksi PT Karadenan Jaya untuk lebih mengoptimalkan para pemain putar daerah Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Jawa Barat.
“Jangan dikira sosok RY tidak tahu soal para pemain yang layak masuk Persikabo. Wawasan sepakbola beliau mungkin akan mengalahkan kami -kami. Makanya, kami berharap RY terus memonitor soal Persikabo Bogor, kendati namanya sudah tidak ada dalam jajaran direksi atau manajemen ," papar Edison lagi.
Sementara itu, Direktur Utama PT Karadenan Jaya, H. Rudi Ferdian mengatakan, sangat sependapat dengan apa yang dikatakan Edison Hutahean tentang peran Bupati Bogor dalam memantau kinerja jajaran direksi yang akan mengelola Persikabo. Pasalnya, saat ini Persikabo masih sangat identik dan kental dengan sosok RY.
" Pak Bupati memang akan tetap berada dalam lingkungan pengelolaan Persikabo. Walaupun beliau sudah tak lagi memegang jabatan apa apa di Persikabo. Tapi, peran beliau akan memacu dan mematri motivasi para pemain dan masyarakat bola di Kabupaten Bogor'" ujar H. Rudi Ferdian yang tengah sibuk menyiapkan agenda pembentukan manajemen tim dan rekrutmen pemain serta pelatih Persikabo Bogor.
Menyinggung soal materi pemain lokal yang akan masuk Persikabo secara tegas, Rudi mengatakan, semua pemain Bogor dan Jawa Barat punya hak yang sama untuk masuk Persikabo. Namun, katanya, manajemen dan jajaran pelatih akan menerapkan kriteria baku para pemain yang layak masuk menjadi bagian penting Persikabo Bogor. " Kita tidak akan pernah menganak emaskan para pemain yang masuk Persikabo nantinya, Karena kita hanya butuh para pemain yang punya loyalitas tinggi dan siap memberikan prestasi yang tinggi bagi Persikabo Bogor. Makanya, para pemain lokal harus bersaing secara ketat dan sehat satu sama lainya," beber Rudi lagi.
Terkait soal belum adanya pelatih untuk membesut Persikabo nanti, Rudi mengatakan, kemungkinan besar Persikabo hanya akan memakai jasa pelatih yang memang sudah tahu soal atmosfir sepakbola di Kabupaten Bogor. “Ada dua orang yang memang sudah memahami kultur sepakbola di Kabupaten Bogor. Namun, kami tentunya akan minta pendapat dulu kepada Pak Bupati terkait siapa yang akan menjadi pelatih Persikabo Bogor nantinya," pungkasnya.

Pemain Klub Internal Harus Masuk Persikabo

Pakuan Raya - Disaat sejumlah klub sudah mulai kasak kusuk mencari pelatih maupun melakukan seleksi pemain, sampai sekarang manajemen Persikabo belum juga memberikan sinyal kapan waktu mempersiapkan timnya menghadapi musim kompetisi yang akan digulirkan PSSI pada awal Oktober mendatang. Bahkan, mereka terlihat fokus menunggu hasil pengumuman verifikasi dari PSSI.
Situasi ini membuat supoter fanatik Persikabo yang akrab dengan sebutan Kabomania panik. Mereka khawatir Persikabo gagal membidik pemain dan pelatih yang sudah diincar.

"Kita bisa memaklumi apa yang terjadi sekarang. Mungkin para pengurus Persikabo tidak mau tergesa-gesa mempersiapkan timnya karena selain nama kompetisi belum ditentukan, juga belum bisa dipastikan apakah Persikabo lolos verifikasi atau tidak. Tapi, alangkah bijaknya kalau sambil menunggu hasil itu, sekarang manajemen juga memikirkan skuad Persikabo termasuk siapa pelatihnya,"ujar Maman Kabomania Cibinong kepada Pakar, kemarin.
Kata dia, Kabomani juga berhak memberikan sumbangsih saran dalam menentukan masa depan Persikabo, dalam hal ini mengusulkan siapa nama pelatih dan nama pemain yang akan dibeli pada musim mendatang.
"Saya sangat setuju dalam tubuh Persikabo mendatang didominasi pemain lokal daerah seperti yang disampaikan beberapa pengurus Kabomania maupun Pengcab PSSI. Namun, agar para pemain tersebut mendapat motivasi lebih, Persikabo juga harus menggaet pemain yang sudah memiliki nama,"harapnya.
Ridwan Ardiwinata, Ketua Harian Pengcab PSSI Kabupaten Bogor mengungkapkan, keputusan tidak melakukan langkah tergesa-gesa untuk menentukan siapa nama pelatih dan para pemain Persikabo dimusim mendatang merupakan langkah tepat. Kata dia, kondisi ini harus dipahami masyarakat pecinta Persikabo, sebab situasi ini tidak hanya berlaku di tubuh Persikabo saja, melainkan seluruh klub yang ada di Indonesia.
"Kita harus bersabar, tunggu dulu hasil pengumuman verifikasi dari PSSI besok (hari ini). Kalau sudah didapat hasil dan dipastikan tampil di level kompetisi mana pastinya pengurus akan meng-agendakan jadwal kapan akan dilakukan seleksi pemain dan siapa pelatih yang akan menukangio Persikabo mendatang," ujarnya.
Sementara itu, terkait materi pemain, Ridwan meminta kepada pengurus Persikabo meniru langkah yang dilakukan manajemen Persitara Jakarta Utara, yaitu melakukan regenerasi pemain dari hasil binaan klub internal Persikabo.
"Saya yakin kualitas pemain dari klub binaan Persikabo yang jumlahnya mencapai 61 dari mulai Divisi Utama, Satu dan Dua tidak kalah bagus dengan pemain yang sudah punya nama. Karena itu, pengurus harus meniru langkah persitara tersebut. Lagipula dampaknya sangat positif karena akan mengurangi cost pengeluaran anggaran,"tandasnya.

Empat Puluh Klub Harap-harap Cemas

Pakuan Raya - Dari 74 klub yang mendaftar, baru 40 tim yang telah menyatakan kesanggupan untuk melengkapi dokumen kesiapan mengikuti kompetisi Liga Indonesia musim ini. Bila dirinci 20 klub nantinya akan di verifikasi di level I dan 20 tim lagi ada di level II.
"Sampai sejauh ini sudah ada 40 tim yang sudah mengumpulkan dokumen. 20 klub untuk level 1 dan 20 klub untuk level 2," ungkap anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Sihar Sitorus, kepada wartawan.
Namun, siapa-siapa saja ke-40 klub yang telah menyerahkan dokumen, belum bisa disampaikannya. Karena, menurut Sihar, pengumpulan dokumen masih dibuka. Sekaligus dengan penyerahan deposit kompetisi yang harus diserahkan setiap klub peserta.

"Kami baru bisa mengumumkan setelah adanya proses penyerahan dokumen dan deposit klub," tambah pria yang juga menjabat sebagai Koordinator Kompetisi tersebut.
Seperti diketahui, ketua umum PSSI Djohar Arifin Husein menjelaskan, kalayakan tim tersebut dinilai dari lima syarat yang telah ditetapkan oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), yakni aspek legal, finansial, administrasi personal, "supporting" dan infrastruktur. Sementara bagi tim yang tidak bisa memenuhi kelima syarat, ada dua pilihan, yakni menjadi klub amatir atau digabung dengan salah satu klub di LPI.
Djohar mengatakan, kelima syarat yang ditetapkan oleh AFC tersebut sudah tiga tahun lalu disampaikan ke Indonesia, namun apabila tidak dilakukan hingga 14 Oktober 2011 , Indonesia terancam tidak bisa berlaga di ajang internasional. Oleh karena itu, Djohar mengatakan, format kompetisi mendatang akan diserahkan sepenuhnya pada klub, apakah mengikuti ketetapan AFC atau tidak.
"Kalau mengikuti maka nantinya akan ada pembagian wilayah pula, karena pembagian wilayah bertujuan untuk meminimalisasi pengeluaran anggaran," paparnya.
Sebab, selama ini anggaran klub banyak terserap pada pengeluaran transportasi, karena jarak yang ditempuh antarkota dan pulau sangat jauh. "Untuk itu, nantinya akan kita bagi dengan berbagai wilayah, hal ini untuk menghindari borosnya anggaran pada transportasi, disamping itu juga akan didata berdasarkan urutan profeisonal klub tersebut," katanya.

Sumarli Dukung Penuh

Pakaun Raya - Komposisi pengurus baru Persikabo yang akan menahkodai Laskar Pajajaan yang mengarungi kompetisi musim 2011/2012 dengan formasi pandawa lima yaitu, Ruddy Ferdian, Rudi Mantik, Ridwan Ardiwinata, Lurah Ucup dan Zaenal Syafrudin mendapat respon positif dari DPRD Kabupaten Bogor.
"Siapapun orangnya, DPRD sangat mendukung penuh. Asalkan, tujuannya mengedepankan profesionalisme dan membangun sepak bola di Kabupaten Bogor, khususnya Persikabo yang saat ini sudah menjadi icon di bumi tegar beriman,"ujar Sumarli, Ketua Komisi D DPRD kepada Pakar, Senin (22/8).
Kata Sumarli, sikap profesionalisme dari para pengurus Persikabo yang sudah mendaftarkan diri dengan label PT Karadenan Jaya untuk diverifikasi layak tidaknya untuk bisa tampil di kompetisi yang akan digelar PSSI sangat dibutuhkan.

Garis besarnya, lanjut dia, jika Persikabo tetap ingin eksis dalam kancah sepakbola nasional. Tapi bukan berarti professional itu mengarah kepada hal itu saja, melainkan juga harus memikirkan target prestasi saat berlaga di kompetisi yang akan diikutinya.
"Disamping itu, mereka yang tergabung dalam pandawa lima harus memikirkan bagaimana membentuk sebuah tim yang solid dengan pelatih yang berkualitas, tetapi tidak serta merta meninggalkan potensi pemain lokal Kabupaten Bogor,"pintanya.
Menurut Politisi Fraksi PKS tersebut, jumlah pemain lokal daerah maupun bibit pemain muda sangat banyak di Kabupaten Bogor, terlebih dengan semakin menjamurnya perkembangan Sekolah Sepak Bola (SSB) yang saat ini hampir merata disetiap kecamatan.
"Ini merupakan pekerjaan rumah (PR) yang tidak pernah selesai. Karena itu, selain mengedepankan potensi pemain lokal, dalam hal ini juga pengurus harus mampu melakukan penjaringan bibit pemain muda supaya kedepan komposisi pemain yang membela Persikabo didominasi oleh pemain asli daerah,"tandasnya.
Lebih lanjut, Sumarli menambahkan, yang harus dipikirkan juga oleh pengurus baru pasca tidak diperbolehkannya setiap klub professional mendapat kucuran APBD, adalah menjadikan Persikabo sebagai industry sepakbola. Karena itu dalam konteks ini juga mereka harus mencari dan menggali sumber pemasukan untuk mencukupi semua kebutuhan klub.
"Banyak yang bisa digali disini (Kabupaten Bogor) untuk dijadikan sebagai sponsor ship. Ada Indocement, Holcim, Antam dan lain-lain. Kita harus mencontoh Arema Indonesia yang sudah mandiri dengan adanya support dari sponsornya,"tandasnya.
Tak hanya itu saja, pemasukan juga bisa didapat dari penjualan tiket maupun merchandis lainnya. Asal dikelola dengan baik dan adanya kesadaran dari para komunitas pendukung Persikabo diyakini akan membantu eksistensi Persikabo.
"Sudah banyak klub yang menghidupi klubnya dari hasil penjualan tiket. Dan ini garus dipertimbangkan oleh manajemen, dengan catatan harganya tidak dinaikan,"tegas Sumarli.
Sementara, Edison Hutahean yang akan membantu dalam bidang teknik Persikabo kurang sependapat dengan istilah Pandawa Lima Persikabo seperti yang yang disampaikan rekannya di DPRD tersebut.
Politisi dari Fraksi PDI-Perjuangan menegaskan lebih condong kepada istilah Trio The King yang terdiri dari Rachmat Yasin, Ruddy Ferdian dan Lurah Usup. Loyalitas dan royalitasnya untuk Persikabo sudah tidak diragukan lagi. Bahkan, ia juga lebih setuju kalau menempatkan Lurah Usup sebagai direktur teknik Persikabo.
Seperti diberitakan sebelumnya, berdasarkan informasi yang diperoleh Pakar, PT Karadenan Jaya sudah menetapkan " Lima Pandawa Lima" yang akan menjalankan roda organisasi perusahaan dalam pengelolaan Persikabo sebagai klub sepakbola Profesional dalam kancah Liga sepakbola Profesional PSSI musim kompetiksi 2011/2012.
Personil di dalam formasi Pandawa Lima dibawah bendera PT Karadenan Jaya diantaranya, Ruddy Ferdian ( Direktur Utama), Rhendie Arindra ( Direktur Operasional), H. Ridwan Ardiwinata (Direktur Teknik), H. Zaenal Syafrudin ( Direktur Teknik) dan M Usup alias Lurah Usup ditetapkan sebagai Komisaris Utama PT Karadenan Jaya untuk pengelolaan klub Persikabo sebagai klub sepakbola Profesional.

Pemain Lokal Juga OK Kok!

Pakuan Raya - Tuntutan PSSI Pengurus Cabang (Pengcab) Kabupaten Bogor yang meminta kepada pengurus Persikabo untuk mempriotitaskan potensi pemain lokal daerah di skuad Persikabo di Liga Indonesia musim 2011/2012, termasuk mencari figure pelatih yang memiliki karakter kuat dalam membina pemain muda mendapat dukungan penuh dari Kabomania.
Mereka menilai pemain lokal juga memiliki kualitas yang baik, baik secara individu maupun kerjasama tim seperti halnya pemain yang telah memiliki nama besar di kancah sepakbola nasional.
"Yang diperlukan pemain lokal daerah adalah diberikan kesempatan bermain lebih banyak.
Jika selama ini mereka terus menerus ditempatkan di bangku cadangan terus, bagaimana kemampuan dan jam terbang mereka akan bertambah," ujar Ari Ridwan Kabomania Garis Keras kepada Pakar, kemarin.
Kata dia, sudah saatnya pengurus Persikabo meninggalkan kebiasaan menghambur-hamburkan uang untuk membeli pemain bintang tapi hasilnya tidak memberikan prestasi apa-apa. Pencapaian akhir Persikabo di Liga Indonesia Divisi Utama Liga Ti Phone 2010/2011 menjadi bukti sahih.
"Beberapa tahun lalu, saat di arsiteki Suimin Diharja, nama Persikabo dengan skuad muda dan rata rata dari lokal daerah cukup disegani, bahkan nyaris lolos ke kasta kompetisi tertinggi di Indonesia. Tapi setelah era Suimin, pemain lokal ditinggalkan dan prestasinya semakin melorot. Ini harus dijadikan pelajaran bagi pengurus baru sekarang yang bersiap tampil di liga professional,"tandasnya.
Karena itu, lanjut Ari Ridwan, diharapkan pengurus baru yang akan menukangi Persikabo di kompetisi mendatang harus mencari sosok pelatih yang mempunyai kartakteristik layaknya Suimin Diharja.
"Dia merupakan pelatih yang tidak memperdulikan status pemain bintang. Jika menurut dia pemain yang dilihatnya bagus pasti akan dimasukan dalam skuadnya. Karena itu mudah-mudahan pengurus Persikabo mempertimbangkan untuk membawa pulang Suimin Diharja ke Bogor," harapnya.
Sementara, Roby Rizakotta mantan pemain Persikabo era 80-an mengatakan, sangat mendukung pemain lokal menjadi punggawa Persikabo di kompetisi liga Indonesia musim 2011/2012 yang baru akan digulirkan pada awal Oktober mendatang.
"Bagus, keinginan Pengcab PSSI supaya kuota pemain yang akan membela Persikabo 15 lokal, 5 diantaranya menjadi pemain inti. Saya sangat mendukung ini, karena selain menjadi ajang pembinaan satu sisi bisa menekan tingkat pengeluaran klub,"ujarnya.
Menurut Roby, bila melihat skuad Persikabo di musim 2010/2011, ada sekitar tiga pemain lokal potensial yang layak membela Persikabo. Yaitu, Mu'min, Septian dan Erik."Ketiganya tinggal diasah dengan diberikan jam tampil lebih banyak saja,"paparnya.
Roby yang semasa aktif berposisi sebagai pemain menambahkan, pemilihan pemain sepenuhnya kewenangan pelatih, tapi dirinya berpesan agar pemain lokal bisa mendapatkan prioritas dalam seleksi.
"Baik Pengcab maupun mantan pemain tidak akan ikut campur dalam strategi tim. Tapi saya berharap pada saat seleksi nanti memberikan porsi lebih kepada para pemain muda asli Kabupaten Bogor. Yang pasti kalau sudah terbentuk nanti tinggal menentukan siapa yang dipilih dan apakah nanti sebagai pemain intiatau cadangan,"pungkasnya.

Logo Persikabo, Perlukah Diganti?

Pakuan Raya - Sejumlah pengurus Kabomania yang tersebar di 40 kecamatan di Kabupaten Bogor menyarankan manajemen Persikabo mengubah logo logo tim. Menurut mereka, logo yang dipergunakan tim berjuluk Laskar Pajajaran saat ini, tidak jauh beda dengan logo Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dengan tulisan "Prayoga, Tohaga dan Sayaga" atau jika dijabarkan Prayoga berarti utama, Tohaga berarti kokoh dan kuat, Sayaga berarti siap siaga.
Aril pentolan Kabomania Strebert Ciawi mengungkapkan, logo sebuah tim merupakan jati diri sebuah tim. Karena itu, bertepatan dengan kondisi Persikabo yang saat ini bersiap menjadi klub professional, manajemen harus memikirkan juga perubahan logo.

"Situasinya kan sekarang Persikabo sednag berbenah, apa salahnya kalau kami sebagai salah satu komunitas pendukung fanatic Persikabo mengusulkan kepada para petinggi Persikabo supaya logo yang sekarang diganti supaya lebih fresh dan menjual,"ujarnya kepada Pakar, Senin (22/8).
Menurutnya, merubah logo tim memang tidak mudah, karena akan bertentangan dengan nilai sejarah. Tapi, bila melihat kondisi saat ini, perubahan ini sudah bukan menjadi sesuatu yang aneh. Contohnya sejumlah klub di luar negeri, logo klub diganti sejalan dengan visi dan misi kedepan tim tersebut.
Bahkan di klub sepakbola, perubahan ini bukal hal yang asing. Liha saja klub-klub dibelahan dunia lain. Mereka mengubah ikon atau logo sejalan dengan visi dan misi baru dari tim tersebut.
"Di Indonesia sendiri ada beberapa tim yang logonya didesain menarik dan menjual, sebut saja Sriwijaya FC dimana logonya merupakan hasil sanyembara, lalu Pelita Jaya dan Arema Indonesia,"tandasnya.
Sependapat dengan Aril, pengurus Kabomania Cisarua, Wahyu Hadianto mengatakan, logo Persikabo memang sudah waktunya dirubah, apalagi sekarang ini status Persikabo akan menjadi sebuah inbdustri sepakbola."Kalau desain logonya berubah tentunya akan meningkatkan daya jual, terutama dari sisi penjualan merchandisme. Dan ini harus dipertimbangkan oleh manajemen,"katanya.
Selain itu, sambung Wahyu, termasuk juga apparel yang akan dikenakan Persikabo pada musim kompetisi sekarang. Seperti diketahui dimusim 2010/2012 Uno menjadi apparel resmi persikabo.
"Kalau bisa pengurus juga memperjuangkan untuk apparel jerseynya dengan mencari merek yang lain, dengan kualitas yang lebih baik,"tukasnya.

Senin, 22 Agustus 2011

Pandawa Lima Persikabo

Pakuan Raya - Deadline waktu yang ditetapkan PSSI dan AFC mungkin terlalu mepet. Karena PSSI dan AFC juga kena deadline oleh FIFA agar kompetisi sepakbola Liga Profesional di Indonesia harus segera digelar tanggal 8 Oktober 2011. Hal inilah yang tidak memungkinkan para penggagas klub sepakbola Persikabo professional mendaftarkan diri dengan nama PT Persikabo Bogor Mandiri (PT PBM). Akhirnya untuk kompetisi Liga Profesional tanggal 8 Oktober 2011 nanti, secara resmi Persikabo sebagai klub sepakbola Profesional akan berada dibawah naungan PT Karadenan Jaya.
Informasi yang diendus Pakar bahwa saat ini, PT Karadenan Jaya sudah menetapkan " Lima Pandawa Lima" yang akan menjalankan roda organisasi perusahaan dalam pengelolaan Persikabo sebagai klub sepakbola Profesional dalam kancah Liga sepakbola Profesional PSSI musim kompetiksi 2011/2012 .

Beberapa nama yang dirumorkan masuk dalam Pandawa Lima untuk menjalankan roda organisasi Persikabo dibawah bendera PT Karadenan Jaya diantaranya, Ruddy Ferdian ( Direktur Utama), Rhendie Arindra ( Direktur Operasional), H. Ridwan Ardiwinata (Direktur Teknik), H. Zaenal Syafrudin ( Direktur Teknik) dan M Usup alias Lurah Usup ditetapkan sebagai Komisaris Utama PT Karadenan Jaya untuk pengelolaan klub Persikabo sebagai klub sepakbola Profesional. Namun, rumor Pandawa Lima Persikabo tersebut tentunya suatu waktu masih bisa berubah. Karena kelihatannya hal ini belum final atau baku tentang komposisi orang orang yang akan masuk dalam jajaran direksi PT Karadenan Jaya yang akan menjalankan roda Persikabo.
Sementara Edison Hutahean yang akan membantu dalam bidang teknik Persikabo menegaskan, ia tidak setuju dengan istilah Pandawa Lima Persikabo, ia lebih condong kepada istilah Trio The King yang terdiri dari Rachmat Yasin, Ruddy Ferdian dan Lurah Usup. Loyalitas dan royalitasnya untuk Persikabo sudah tidak diragukan lagi. Bahkan, ia juga lebih setuju kalau menempatkan Lurah Usup sebagai direktur teknik Persikabo. Namun ia sendiri mengaku sangat setuju kalau nama nama seperti Pak Rudi Mantik, Ridwan Ardiwinata, Zaenal Syafrudin dan Rhendie Arindra masuk dalam komposisi direksi ataupun manajerial tim Persikabo. Karena kekuatan nama nama itu akan semakin membuat solid Persikabo. Apalagi, RY yang menyerahkan tongkat komando ke Ruddy Ferdian soal Persikabo hanya menginginkan Level A alias kasta tertinggi kompetisi sepakbola Profesikonal ditanah air.
Dalam kesempatan yang sama, kata Edison, soal urusan pelatih memang RY telah menyerahkan penuh kepada direksi yang akan menunjuk manajemen Persikabo. Akan tetapi, RY berharap pelatih tersebut harus bisa membawa Persikabo meraih prestasi tinggi dan mentargetkan Persikabo masuk tiga besar dalam kompetisi mendatang.
"Kami sudah mengantongi dua nama yang akan diusulkan kepada direksi ataupun manajemen Persikabo tersebut. Dua nama itu adalah Suimin Diharja dan Jhoni Arwandi karena keduanya sudah paham dan mengenal karakter sepakbola Bogor. Namun, kedua pelatih tersebut bisa saja dua duanya masuk dalam manajerial tim Persikabo musim depan. Bahkan, kedua-duanya juga bisa saja tidak masuk dalam manajerial tim Persikabo. Hal ini akan tergantung dari manajemen Persikabo yang akan ditetapkan dalam waktu dekat ini.
Sementara itu, Ketua Bogor Sport Journalist ( BSJ), Asep Syahmid Pangrango mengatakan, sangat setuju dengan rumor Pandawa Lima Persikabo. Karena hal ini minimal akan meringankan beban Persikabo dalam kompetisi Liga Profesional yang sudah mengharamkan bantuan dari APBD daerah.
"Boleh dikatakan, kalau memang Pandawa Lima yang akan mengelola dan menjalankan Persikabo sebagai aset penting Kabupaten Bogor, hingga Persikabo bisa lebih eksis dan mandiri dalam kancah sepakbola Profesional. Namun, Persikabo juga sangat membutuhkan peran serta dan dukungan penuh dari semua publik bola di Kabupaten Bogor terutama Kabomania yang akan menjadi pilar penting dalam perjalanan Persikabo sebagai klub mandiri dan professional," ujar Asep Syahmid Pangrango, Ketua Bogor Sport Journalist.
Akan tetapi, tambah Syahmid, hal terpenting dan mendesak adalah Persikabo harus segera melakukan tahapan seleksi kepada para pemain. Karena ini menyangkut tenggat waktu kompetisi yang sudah semakin dekat.

Manajemen Prioritaskan Pemain Lokal

Pakuan Raya - Ketua Harian PSSI Pengurus Cabang (Pengcab) Kabupaten Bogor, Ridwan Ardiwinata yang juga digadang gadang masuk menjadi direksi PT Karadenan Jaya, salah satu PT yang akan mengelola Persikabo dalam kancah Liga Profesional 8 oktober mendatang menegaskan, manajemen dan jajaran yang ada di PT Karadenan Jaya akan lebih memprioritaskan potensi pemain lokal daerah dalam skuad Persikabo yang akan tampil di kancah kompetisi profesional 2010/2012 yang akan digelar PSSI pada Oktober mendatang.

"Kuota pemain yang ditetapkan PSSI jumlahnya 26 orang. Dengan rincian 3 legiun asing, 2 lokal nasional dan 15 lokal daerah. Keinginan kami (Pengcab PSSI), dari 15 pemain tersebut, 5 diantaranya menjadi line up,"katanya saat membuka Raker Pengcab PSSI di aula Dinas Pendidikan (Disdik) akhir pekan lalu.
Karena itu, sambung Ridwan, direksi PT Karadenan Jaya tidak akan tergesa-gesa dalam menunjuk pelatih. Dalam konteks ini manajemen wajib melakukan seleksi, terutama untuk memilih pelatih yang kriteria dan komitmen kuat membina para pemain muda lokal daerah.
"Sisi positif dengan adanya aturan baru yang ditetapkan PSSI membuka kesempatan bagi para pemain muda lokal untuk menunjukan kapasitasnya,"tandasnya.
Lebih lanjut, Ridwan mengungkapkan, Persikabo dipastikan akan tampil pada kompetisi liga profesional yang digelar PSSI karena telah menyerahkan seluruh aspek yang telah ditetapkan AFC, termasuk deposit uangnya. Namun begitu, belum bisa diketahui apakah nantinya akan tampil di ajang liga level 1 atau 2.
"Arah kita tampil di level 1, tapi semua bergantung pada hasil verifikasi. Saat mendaftar Persikabo tidak merger dengan klub manapun alias berdiri sendiri dengan badan hukum PT Karadenan Jaya karena jika harus membentuk badan hukum baru waktunya sangat sempit,"jelasnya.
Ridwan menjelaskan, tidak mau kejadian seperti musim kompetisi Divisi Utama Liga Ti-Phone 2010/2011 lalu. Bertabur pemain bintang tetapi tidak meraih hasil optimal. Bahkan bisa dikatakan menjadi prestasi terburuk Persikabo sepanjang keikutsertaannya di Divisi Utama karena di klasemen akhir hanya mampu menempati peringkat ke-8.
"Tahun ini pemain lokal Bogor harus dikedepankan. Tengok loyalitas para pemain lokal pada saat Persikabo menjalani tur Sumatera pada musim kompetisi lalu. Mereka begitu fighter saat diminta pelatih untuk tampil, sementara para pemain yang berstatus bintang yang mendapat gaji lebih mahal enggan tampil karena suatu alasan. Permainan mereka pun cukup bagus, sayang pelatih hanya memakai jasanya saat itu saja, setelah laga kandang pemain lokal kembali ditinggalkan," ulasnya

Butuh Waktu Untuk Merubah Akte

Pakuan Raya - Kesiapan dan antusias tinggi tampak ditonjolkan jajaran inohong yang akan menjadi pengelola klub Persikabo untuk mengikuti kompetisi Liga Profesional, hal itu terbukti dengan mulai penetapan jajaran direksi yang telah dilakukan. Bahkan, badan hukum yang akan mengelola PT Persikabo sudah jelas yakni PT Karadenan Jaya.
"Awalnya memang kita akan menggunakan PT Persikabo Bogor Mandiri, namun karena kita butuh waktu yang cepat, maka kita sepakati menggunakan nama PT Karadenan Jaya," ujar Rhendie Arindra, salah satu sosok yang akan membantu dalam manajemen professional dan operasional Persikabo.
Rhendie sendiri menyatakan, apapun namanya PT yang akan mengelola Persikabo diharapkan tidak akan menjadi polemik. Karena selain dikejar deadline oleh PSSI dan AFC, ia menyakini orang orang yang berada di PT Karadenan Jaya memang sudah berkecimpung lama dalam dunia sepakbola Kabupaten Bogor, khususnya Persikabo Bogor.

Lebih lanjut, tambah Rhendie, ia merasa optimis persiapan yang telah dilakukan jajaran direksi PT Karadenan Jaya ini, semakin menandaskan kalau Persikabo memang telah siap dalam segala hal untuk ikut kompetisi pada Liga Profesional mendatang.
" Persikabo adalah kebanggan masyarakat Kabupaten Bogor dan Kota Bogor. Karena itu, kita berharap semua elemen pecinta sepakbola yang ada di Bogor ini harus memberikan dukungan nyata hingga Persikabo bisa ekis dan meraih prestasi yang maksimal dalam kompetisi Liga Profesional mendatang," ujar COO PT Bogor Raya FC ini.
Menyinggung peluang Persikabo tampil dalam level 1 atau 2, secara tegas ia mengatakan, semua elemen masyarakat bola di Bogor tentunya menginginkan Persikabo bisa tampi dalam kompetisi kasta tertinggi yakni level satu. Karena akan banyak keuntungan yang diraih Persikabo dan PT Karadenan Jaya jika Persikabo Bogor bisa tampil dalam level satu. Hingga tidak menutup kemungkinan akan banyak pihak investor yang masuk menjadi pihak yang siap mensuport pendanaan bagi Persikabo melalui mekanisme kerjasama.
"Kita akan memprioritaskan kerjasama dengan pihak sponsporship untuk dijadikan pemasukan utama. Selain itu, pemasukan dari tiket masuk para penonton juga dimasukan dalam listing pendafatan pokok yang harus bisa menjadi penambah buat operasional bagi Persikabo itu sendiri. Saya juga merasa terimakasih kepada Harian Pakuan Raya yang telah berusaha memberikan sosialisasi secara kontinyu tentang paradagima klub sepakbola profesional dan kesadaran membeli tiket dari para supporter fanatiknya," kilah Rhendie tegas.

Sadar Tiket = Selamatkan Persikabo

Pakuan Raya - Eksistensi klub-klub sepakbola professional di Indonesia dipertanyakan, bila pada tahun depan Permendagri Nomor 22 Tahun 2011 tentang larangan pemerintah daerah (pemda) mengalokasikan dana APBD untuk membiayai klub sepak bola profesional mulai diaplikasikan.
Bisa diprediksi, tim yang selama ini bertumpu penuh pada APBD bakal kelimpungan. Dan salah satu klub yang akan terkena imbas dari kebijakan tersebut, tentunya adalah Persikabo. Dan ini yang menjadi pekerjaan rumah (PR) manajemen. Garis besarnya jika Persikabo masih ingin eksis di kompetisi liga Indonesia harus bisa menggali potensi yang ada.
Anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Fraksi PDIP, Edison Hutahean, yang juga dikenal sebagai pemerhati sepakbola Kabupaten Bogor mengatakan, sebagai tim yang baru akan menyandang status mandiri dan bersiap setelah bercerai dengan APBD, manajemen Persikabo harus memanfaatkan potensi yang ada.
Jajaran direksi PT Karadenan Jaya yang akan menjadi pengelola Persikabo harus menjadikan sepakbola sebagai industri dengan berharap dukungan besar dari suporter fanatiknya Kabomania. Dalam konteks ini, sebagai penopang pendapatan, Persikabo harus memperoleh pemasukan dari penjualan tiket, merchandisme dan sponsorship. Mengingat antusiasme dan loyalitas Kabomania yang selalu memadati Stadion Persikabo Cibinong yang memiliki kapasitas 15.000 penonton.
"Ya, mau tidak mau kita harus menggiring Kabomania maupun masyarakat pecinta sepakbola di Kabupaten Bogor agar mereka lebih memahami kondisi Laskar Pajajaran saat ini dan bagaimana langkah kedepannya. Karena itu, kita akan sosialisasikan kepada mereka tentang kesadaran membeli tiket resmi dengan harga yang sudah ditentukan tanpa harus meminta keringanan harga," ujar Kamerad panggilan akrab dari Edison Hutahean yang akan membantu bidang teknis Persikabo saja. Karena lelaki bertubuh tinggi besar itu tidak bisa masuk dalam jajaran direks PT Karadenan Jaya, terkait posisinya sebagai pejabat publik di Kabupaten Bogor.
Sementara, Kemal Pasya, Ketua Harian Kabomania menyatakan sangat setuju jika manajemen baru berencana menekan pemasukan untuk menyelematakan masa depan Persikabo. Menurutnya, secara loyalitas, Kabomania sudah menunjukan kesetiaannya dalam mendukung tim saat melakoni laga tandang di Stadion Persikabo Cibinong.
Tapi dia juga tidak bisa memungkiri, meski isi stadion selalu berdesakan, kesadaran membeli tiket belum sepenuhnya dimiliki Kabomania. Padahal, harga tiket yang ditetapkan panitia pelaksana (panpel) sudah cukup murah meriah, mulai dari Rp5.000 untuk tribun dan Rp40.000 untuk VIP bagian barat dan Rp15.000 VIP bagian timur.
"Memang demikian adanya, tetapi dengan melihat fanatiknya mereka (Kabomania) ketika memberikan dukungan di laga kandang, kita harus acungkan dua jempol. Namun, harus juga ada rasa keadilan, kesadaran membeli tiket juga berlaku bagi para pejabat maupun PNS dilingkungan pemkab karena mereka rata-rata juga menuntut hal yang sama, bahkan ada yang gratis total,"tandasnya.

Minggu, 21 Agustus 2011

PSSI Berlakukan Budgeting Cap

Pemberlakuan budgeting cap atau batasan pengeluaran akan menjadi kecemasan peserta kompetisi mendatang. Klub-klub makin tertekan dengan kebijakan PSSI tersebut.
PSSI menetapkan klub di level 1 hanya diperbolehkan mengeluarkan uang sebesar Rp15 miliar selama semusim. Sementara klub di level 2 sebesar Rp8 miliar. Keputusan itu diprediksi akan menimbulkan respons negatif setelah kebijakan deposito dan salary cap ditentang klub Tanah Air.
Penentangan klub-klub Indonesia kemungkinan berlanjut, meski PSSI melunak mengenai kebijakan deposito dan salary cap. Deposito misalnya, kebijakan PSSI agar klub menyertakan dana maksimal senilai Rp5 miliar kini berubah, yakni klub bisa melengkapinya dengan bank garansi dan aset kekayaan.

Sementara salary cap yang dipatok senilai Rp500 juta kepada pemain lokal semusim. PSSI kini menyerahkan kebijakan kepada klub dan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). Apakah PSSI akan kembali melunak soal pembatasan pengeluaran, meski PSSI memiliki niat baik meluncurkan program tersebut?
Jawabannya mungkin akan segera direspons klub-klub. Anggota Eksekutif Komite PSSI Sihar Sitorus mengaku pemberian keputusan pembatasan pengeluaran itu bertujuan untuk membatasi keinginan klub-klub. Apalagi, saat ini tak ada sokongan dana dari APBD. Karena itu, pihaknya memberikan sanksi kepada klub-klub yang melanggar.
Jika ada klub mengeluarkan dana lebih dari Rp15 miliar, tak tanggung-tanggung pencabutan gelar jika klub juara. Sanksi itu adalah salah satu hukuman yang akan diterapkan PSSI. Hukuman lain adalah pengurangan poin di akhir musim, hingga sanksi mewajibkan klub menggunakan pemain muda pada musim selanjutnya.
”Budgeting cap tetap berlaku meski salary cap diserahkan kepada klub. Sekarang pintar-pintar klub mengatur keuangan mereka masing-masing. Sebab, jika ada klub yang melebihi budget-nya, akan ada hukuman penalti,” ungkap Komite Eksekutif (Exco) PSSI Sihar Sitorus.
Sihar memaparkan, pihaknya memiliki strategi agar kecurangan tidak dilakukan klub peserta. PSSI menyiapkan beberapa cara agar kecurangan bisa ditekan, seperti mewajibkan setiap peserta memberikan laporan keuangannya seusai putaran pertama dan akhir kompetisi.
Sejauh ini tahap pertama membuat klub menjadi profesional telah dilakukan PSSI. Program itu seiring berjalannya proses asistensi klub profesional di lima kota per Senin (15/8). Tahap selanjutnya PSSI akan melakukan verifikasi dokumen pada Selasa (23/8). Setelah itu klub-klub yang akan menempati level 1 atau level 2 akan diumumkan pada Kamis (25/8).
”Untuk legalitas, pengurusan PT wajib disampaikan ke Kemenkumham. Kami akan terus bekerja keras karena semua berkas harus ada di tangan AFC, 3 September mendatang,” tandas Sihar

Sabtu, 20 Agustus 2011

JA Masuk Nominasi

Pakuan Raya - Sebagai seorang pelatih sepakbola Profesional ataupun pemain Profesional, tentunya harus akan all out membela klub yang telah memberikan pekerjaanya. Namun ketika klub yang dibelanya tiba-tiba bubar ditengah jalan, maka para pemain atau pelatih yang ada harus menerima realita tersebut. Apalagi jika kompetisi yang diarunginya juga ikut dibubarkan. Fenomena seperti ini mungkin akan sangat dirasakan bagi para pemain dan pelatih yang pernah berkiprah dan berkarya di kancah Liga Primer Indonesia.
Dibubarkannya Kompetisi Liga Primer Indonesia dan kegagalan merger yang akan ditawarkan klub-klub LPI dengan ISL dan Divisi Utama, menyebabkan banyak pemain dan pelatih klub LPI punya peluang besar untuk balik ke ISL atau Divisi Utama . Apalagi semua klub calon peserta kompetisi Level I dan II Liga Profesional saat ini belum banyak yang melakukan persiapan termasuk membentuk tim dan menetapkan pelatih.
Hal ini juga sama persis dengan kondisi yang ada di Persikabo saat ini. Karena pengurus Persikabo masih fokus kepada tahapan verifikasi yang dilakukan PSSI dan AFC.
“Persikabo belum melakukan persiapan tim. Bahkan, kita juga belum mengontak pelatih yang akan menukangi Persikabo Bogor mendatang. Kita masih fokus kepada persiapan teknis verifikasi saja. Soal seleksi kemungkinan akan dilakukan setelah ada pengumuman hasil verifikasi. Namun, sebelumnya jajaran direksi PT Persikabo akan menentukan manajemen dulu baru menetapkan pelatih. Komponen inilah yang akan bertugas melakukan seleksi para pemain Persikabo Bogor." CEO PT Persikabo Bogor, Rhendie Arindra kepada Pakar.
Ia menambahkan, hingga saat ini pihaknya memang belum bisa menetapkan pelatih yang akan menukangi Persikabo. Karena hal ini harus nyambung dengan manajer terpilih. “Memang sudah ada nama Jhon Arwandi yang sudah tahu betul atmosfir sepakbola di Bogor. Tapi jadi tidaknya Jhon Arwandi menukangi Persikabo akan ditentukan manajemen baru dan jajaran direksi juga," kilahnya
Menyinggung namanya masuk dalam bursa pelatih Persikabo Bogor untuk kompetisi Liga Profesional, Jhon Arwandi secara tegas mengatakan, ia sangat siap kalau memang diberikan kepercayaan menjadi arsitek Persikabo Bogor. Apalagi, Jhon sendiri mengaku sudah tak asing lagi dengan Persikabo dan atmosfir Kabomania.

Seleksi Menunggu Verifikasi

Pakuan Raya - Ditengah kesibukan mempersiapkan syarat syarat verfikasi dan pengisian garansi bank, jajaran direksi PT Persikabo Bogor juga tengah menyiapkan agenda seleksi kepada para pemain yang akan masuk dalam skuad Persikabo Bogor untuk ikuut dalam kompetisi Liga Profesional.
"Kita akan menunggu hasil verifikasi yang akan dilakukan PSSI dan AFC. Insya Allah tanggal 25 Agustus mendatang hasil verifikasi sudah bisa ketahui bersama. Kalau sudah ada hasil verifikasi, maka kita akan langsung bergerak melakukan seleksi pemain. Seandainya kita masuk dalam level satu. Minimal para pemain yang akan kita rekrut tentunya para pemain yang punya kualitas, loyalitas dan mau memberikan prestasi yang terbaik bagi Persikabo Bogor. Saya tegaskan, hasil verifikasi akan sangat menentukan juga soal materi pemain yang akan masuk dalam skuad Persikabo.
Namun, pada intinya saya berharap para pemain Persikabo ini akan banyak dihuni para pemain lokal Bogor dan lokal Jawa Barat. Kalaupun ada pemain dari luar Jawa Barat, minimal pemain tersebut sudah ketahuan kualitas dan loyalitasnya," ujar Chief Eksekutif Officer PT Persikabo Bogor , Rhendie Arindra kepada Pakar tadi malam via ponselnya.
Dalam hal yang sama, kata Rhendie, semua pemain asli Bogor baik yang bergabung di Persikabo, Bogor Raya FC ataupun PSB punya kesempatan yang sama masuk dalam skuad Laskar Pajajaran untuk ikut kompetisi Liga Profesional. Akan tetapi, masuk tidaknya setiap pemain dalam skuad Persikabo, minimal hal ini juga akan dipengaruhi oleh beberapa aspek penting. Salah satunya adalah kualitas bermain sepakbola, loyalitas dan siap bermain all out bagi Persikabo. Disamping itu, factor usia juga akan sangat menentukan para pemain. Pasalnya, aturan kontrak yang akan diterapkan PSSI saat ini minimal kontrak pemain itu berjangka 3 musim.
"Kami berharap, ketika jajaran pelatih melakukan tahapan seleksi pemain, maka seleksi itu benar benar menghasilkan para pemain yang berkualitas dan bisa memenuhi semua kriteria yang akan ditetapkan manajemen Persikabo Bogor," tukas Rhendie lagi.
Lebih lanjut, tambah Direktur Utama Reggy Pratama Advertising dan salah satu direksi di PT Indonesia Bersih mengatakan, mudah mudahan Persikabo bisa masuk dalam level satu. Karena kalau masuk dalam level satu, minimal akan memudahkan akses bagi jajaran direksi untuk mencari investor yang akan melakukan investasi atau kerjasama dengan Persikabo.
Sementara itu, Ketua Bogor Sport Journlist (BSJ) Asep Syahmid Pangrango mengaku setuju dengan masuknya sosok Rhendie Arindra dalam jajaran direksi PT Persikabo. Menurutnya sosok Rhendie memang sudah teruji dalam pengelolaan manajerial tim sepakbola Profesional. Selain itu, ia menilai Rhendie punya kemauan yang besar untuk memajukan dunia sepakbola Bogor. Tak heran jika beberapa waktu lalu ia melakukan studi banding tentang pengelolaan klub sepakbola Profesional. Namun demikian, kata Syahmid, seluruh elemen sepakbola di Bogor harus memahami konsekuensi ketika Persikabo masuk dalam level satu atau level dua sebagai klub Profesional yang terlepas dari bantuan APBD daerahnya. Minimal masyarakat bola di Kabupaten Bogor harus punya kesadaran diri untuk berdisiplin dalam membeli tiket pertandingan semua partai yang akan dilakukan Persikabo saat main kandang.
"Sekecil apapun pemasukan dari Tiket masuk dari semua suporter adalah nyawa atau nafas untuk kelangsungan hidup bagi Persikabo itu sendiri. Jangan sampai selama ini kita menolak merger dengan klub LPI, tapi kita sendiri masih tidak mau membeli tiket secara resmi dengan harga resmi yang telah ditetapkan oleh pihak pertandingan. Saya berharap, hal seperti ini dipahami benar oleh semua elemen masyarakat bola di Kabupaten Bogor. Sepakbola modern memang membutuhbkan banyak suporter. Namun apa artinya jika suporter yang banyak itu ternyata masih banyak yang tidak mau beli tiket sesuai harga resmi. Paradigma ini harus segera dipahami oleh semua elemen masyarakat bola yang ada di Kabupaten Bogor," tegas Syahmid.

Eks Bogor Raya FC Siap Ikut Seleksi Persikabo

Pakuan Raya - Kendati klub Bogor Raya FC dan kompetisi Liga Primer Indonesia ( LPI) sudah resmi dibubarkan manajemen PT Bogor Raya, namun beberapa mantan penggawa Laskar Kujang tersebut mengaku masih betah untuk merumput dengan tim asal Bogor yang akan berkiprah dalam kancah Liga Profesional bulan Oktober mendatang.
"Kami memang sudah tahu dari media kalau Bogor Raya FC telah bubar. Namun, kami merasa telah betah dan cocok tinggal di Bogor, makanya kami akan mengadu nasib dan ikut seleksi dengan klub Persikabo Bogor. Saya terus memantau perkembangan via media online tentang kapan pelaksanaan seleksi Persikabo," ujar Isoewardi mantan bomber Bogor Raya FC asal Sumatera Selatan kepada Pakar via ponselnya tadi malam.

Isoewardi menambahkan, suasana kekeluargaan yang ada di sepakbola Bogor itulah yang membuat ia tertarik untuk ikut tahapan seleksi para pemain Persikabo yang rencananya akan digelar pada akhir Lebaran nanti " Saya sudah betah di Bogor, saya siap ikut seleksi dan bersaing dengan para pemain lain yang berasal dari Luar Bogor. Mudah-mudahan Kota Bogor memang berjodoh dengan saya. Saya siap memberikan yang terbaik bagi Persikabo Bogor jika saya terpilih dalam seleksi nanti," ujar Isoewardi lagi dengan tegas.
Hal yang sama juga diutarakan Masperi Kasim, mantan kapten Bogor Raya FC ini menegaskan, ia memang masih berminat untuk bermain sepakbola dengan klub yang ada di Bogor. " Saya belum tahu persis soal bubarnya Bogor Raya FC. Namun, saya juga mendengar hal tersebut. Saat ini saya sedang fokus ibadah Puasa dulu sambil ancang -ancang klub mana yang akan saya tuju nantinya. Jujur memang saya sangat menyukai Bogor. Namun, kalau memang ada kesempatan dan saya harus bermain di Bogor lagi, maka saya siap memberikan yang terbaik bagi klub yang ada di Bogor," beber Masperi Kasim.
Sementara itu, Kodrat Maulana, pemain produk lokal Bogor yang sempat berbaju Bogor Raya FC mengatakan kalau dirinya siap ikut bersaing dengan para pemain untuk masuk dalam skuad Persikabo Bogor.
“Saya hanya ingin membela klub yang ada di Bogor saja. Karena saya belum bisa memberikan yang terbaik bagi dunia sepakbola Bogor. Sejak awal saya memang ingin mengenakan kostum Persikabo. Karena Persikabo bagi saya adalah darah daging masyarakat Kabupaten Bogor. Kebetulan saya sendiri sebagai putra Kabupaten Bogor. Hingga sangat masuk akal kalau saya memimpikan kostum Persikabo," kilah Kodrat tegas.

Asyik Euy Gajian

Pakuan Raya - Para punggawa Persikabo akhirnya bisa menyambut Hari Raya Idul Fitri yang tinggal beberapa hari kedepan dengan senyum lebar. Menyusul segera cairnya gaji mereka yang menurut kabar akan dibayar hari ini, walaupun manajemen belum bisa memenuhi penuh sesuai hak mereka, yaitu rata-rata 2-3 bulan.
"Alhamdulillah, Erik dan Yusuf member kabar melalui pesan singkat kepada saya kalau besok (hari ini) gajian satu bulan katanya. Ya coba kita lihat besok saja," kata Ridwan Awaludin pemain tengah Persikabo kepada Pakar, kemarin.
Ridwan berharap, informasi yang disampaikan teman-temannya itu benar adanya. Pasalnya, meski saat ini alumnus Tim SAD Indonesia U-19 yang berguru di Uruguay masih berstatus sebagai lajang, tapi dirinya sangat membutuhkan uang untuk keperluan menjelang lebaran.
"Mudah-mudahan kabar tersebut memang demikian, soalnya saat ini sudah menjelang lebaran, banyak kebutuhan yang harus dibeli,"tutur Ridwan.
Senada diungkapkan beberapa pemain lokal Persikabo. Kata mereka, meski manajemen hanya membayarkan gaji untuk waktu satu bulan saja, akan sangat berarti. Sebab, tidak bisa ditutup-tutupi kalau diantara mereka ada yang menjadi tulang punggung keluarganya.
"Kemarin kami sempat bingung karena sampai pertengahan bulan puasa belum ada kejelasan juga kapan akan menerima gaji. Tapi setelah kapten Zaenal Arif member kabar melalui short masage service (SMS) kalau besok gajian, kami bisa bernafas lega,"ujar mereka kompak.
Sementara, kapten tim Laskar Pajajaran, Zaenal Arif membenarkan jika Jumat besok (hari ini) manajemen berjanji akan membayar gaji para pemain untuk satu bulan."Ya, yang saya terima informasinya begitu. Mudah-mudahan saja benar,"ujarnya.
Sedangkan, bendahara Persikabo, Soni Dirgantara saat dihubungi melalui telepon genggamnya mengungkapkan, gaji para pemain Persikabo musim 2010/2011 yang masih terkita kontrak 2 sampai 3 bulan akan segera dilunasi dalam waktu dekat. "Uang sudah tersedia, saat ini sedang dalam proses pencairan,"katanya.
Dia menjelaskan, saat ini proses pencairan uang gaji Persikabo sebesar Rp 1,4 miliar tinggal menunggu sinyal dari pemerintah daerah (pemda saja) kapan bisa dicairkan.
"Proses pengajuan sudah ditempuh, dari bendahara Persikabo ke bendahara Pengcab PSSI. Kemudian setelah proses ini ditembuskan ke KONi, kemudian dari KONI mengajukan ke pemda. Intinya gaji para pemain Persikabo yang masih menyisakan kontraknya akan dibayar semuanya. Tapi, sekali lagi, perlu proses,"tandasnya.

Tanpa APBD, Tidak Ada Tiket Gratis

Pakuan Raya - Terhentinya kran APBD untuk klub sepakbola Profesional yang ikut dalam kompetisi PSSI selama ini tentunya akan menjadi momok yang mengerikan bagi semua pengurus klub dan elemen lainnya. Pasalnya, selama ini APBD ibarat surge tersendiri dan telah menjadi vitamin utama bagi semua klub sepakbola profesional. Tidak adanya dana APBD mungkin akan membuat semua pengurus klub jungkir balik mencari pendanaan bagi kelangsungan klubnya untuk terus berkiprah dalam kompetisi Liga Profesional. Apakah persoalan ini dirasakan oleh semua kalangan suporter sepakbola yang ada di Indonesia. Karena selama ini kebanyakan suporter sepakbola di Indonesia belum seratus persen membeli karcis dengan harga resmi yang ditetapkan pihak Panpel. Namun, dengan tidak adanya dana APBD, maka pendapatan uang karcis dari suporter akan menjadi sasaran yang sangat penting bagi biaya operasional tim tersebut.

Lantas bagaimana dengan Kabomania yang sudah terang terangan menginginkan klub kebanggaan masyarakat Kabupaten Bogor yakni Persikabo tampil dalam level satu Liga Profesional jika harga tiket masuk pertandingan dinaikan dua atau tiga kali lipat dari harga yang sudah sudah. Apalagi Persikabo musim depan sudah tidak akan mendapatkan bantuan dana APBD lagi. Apakah Kabomania sudah berpikir dan mau mensosialisasikan hal tersebut kepada para anggotanya.
Ketua Umum Kabomania, Dicky Dompas mengatakan, pada prinsipnya ia memang setuju dengan jajaran direksi PT Persikabo yang menginginkan tim ini tampil dalam level satu Liga Profesional. Bahkan, Dicky juga paham kalau tanpa APBD maka pemasukan dari tiket masuk akan menjadi hal yang sangat krusial bagi manajemen dan direksi PT Persikabo tersebut.
“Sebuah konsekuensi logis kalau memang pihak manajemen atau direksi PT Persikabo Bogor akan menaikan harga tiket masuk. Namun, saat pelaksanaanya nanti, semua yang masuk area stadion harus benar benar steril dan punya tiket masuk semua. Kabomania siap ikuti aturan Panpel. Tapi, kami juga berharap yang masuk ke Stadion Persikabo nantinya tidak boleh ada penumpang gelap. Karena selama ini banyak sekali penonton yang masuk tanpa tiket. Sementara Kabomania selama ini selalu komitmen dengan aturan main yang ditetapkan pihak Panpel," tegas Dicky Dompas.
Hal yang sama dikatakan Kemal Fasya, ia menyatakan, kalau memang nantinya harus ada kenaikan harga tiket masuk untuk menyaksikan pertandingan Persikabo, maka hal tersebut harus diinformasikan jauh jauh hari.